Keseruan peresmian Gedung Budaya yang diberi nama Lamban Pancasila dimeriahkan berbagai penampilan seni tari dari berbagai daerah dan penampilan sekura cakak buah (panjat pinang) di pelataran Lamban Pancasila, Kamis (24/11/22).
Diketahui dalam kegiatan tersebut sebanyak 31 grup Tari Sembah Batin yang terdiri dari 10 orang dalam satu grup dan 72 grup nyambai yang dalam satu grupnya terdiri dari 15 orang.
Selain di suguhkan tarian adat budaya Lampung, Bupati Lampung Barat H. Parosil Mabsus beserta rombongan juga ditampilkan berbagai penampilan dari etnik Nusantara seperti Keluarga Besar Sumatera Barat (KBSB), persatuan masyarakat Hindu Bali, masyarakat Pasundan, masyarat Banten dan Didukung pula dengan adanya Paduan suara dan marcing band.
Selain penampilan seni tari dari berbagai daerah ada juga penampilan sekura cakak buah yang menjadi salah satu kebudayaan asli Lampung Barat
Panjat pinang mungkin menjadi suatu hal yang biasa bagi masyarakat diluar Lampung Barat, namun berbeda halnya bagi masyarakat Lampung Barat.
Panjat pinang yang biasa di gelar di Lampung Barat biasanya dilakukan dalam meriahkan peringatan hari besar seperti, Hari Raya, Festival dan lain-lain.
Ada yang berbeda dalam kegiatan panjat pinang yang biasa di gelar di Lampung Barat mereka memanjat pinang dengan menggunakan aksesoris sekura yang menutupi wajah.
Dengan menggunakan topeng sekura dengan berbagai karakter masyarakat beramai-ramai menyerbu buah.
Dalam pagelaran peresmian Lamban Pancasila ini terdapat 14 buah batang pinang yang disediakan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat untuk masyarakat setempat.
Dalam hal ini Bupati Lampung Barat mengapresiasi para penari yang telah menampilkan berbagai tarian dengan maksimal, dirinya mengungkapkan rasa bangga kepada seluruh penari yang sudah melestarikan adat budaya.
“Saya merasa terharu sekaligus bangga, saya harap budaya-budaya seperti ini supaya tetap di pertahankan bahkan mesti lebih ditingkatkan lagi,” Sebut Pakcik.
Dirinya mengatakan di bangunnya Lamban Pancasila tersebut dapat difungsikan untuk kegiatan kebudayaan, kesenian dan destinasi wisata.
Menurut Parosil, dengan adanya pengembangan dan pelestarian melalui wadah lamban Pancasila, kesenian dan kebudayaan yang ada di masyarakat Lampung Barat diharapkan tidak mengalami kemunduran atau pun mendekati kepunahan.